Sabtu, 27 September 2014

Dengan Insentif dan Libatkan Masyarakat, Program Tanam 1 Pohon 1 Orang Cukup Baik

Program penanaman 1 pohon 1 orang pada 2010 yang dicanangkan Gubernur Maluku lalu cukup baik untuk mengatasi kerusakan atau degradasi lahan dan hutan jika melibatkan masyarakat pedesaan dan dengan sistem insentif. Bukan sekedar saat menanam, tapi masyarakat diberi tugas untuk merawat hingga tanaman tetap tumbuh dengan baik hingga tingkat keberhasilan hidup tinggi. 
“Untuk mencapai hal demikian sebaiknya ada sistem insentif (jangka panjang sekitar 5 tahun) yang diberikan dengan pengawasan oleh masyarakat sipil seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),”
Jika penanaman melibatkan kontraktor sebaiknya mereka harus diikat dengan perjanjian, bukan sekedar tanam tapi kewajiban merawat, pembayaran kepada kontraktor sebaiknya berdasarkan keberhasilan hidup (bukan jumlah bibit yang ditanam).  Lakukan pembayaran secara bertahap.
Pemilihan lokasi dan jenis tanaman harus tepat.  Jika menginginkan tanaman yang cepat tumbuh, tapi punya nilai penting dari sisi ekonomis maupun ekologis hal demikian perlu suatu kajian oleh para pakar. Contoh: cemara laut (Cassuarina ) cepat tumbuhnya (8 meter dalam 4 tahun) dan cocok ditanam di tepi pantai dengan substrat pasir. Tanaman ini mempunyai nilai ekonomis penting sebagai bahan baku kertas. Pohon jelutung (Dyera spp) dapat tumbuh baik pada lahan gambut yang sudah rusak, dapat  tumbuh dengan cepat, mempunyai nilai ekonomis dan lingkungan yang penting .
Untuk menanggulangi dan mencegah degradasi lahan lebih lanjut, langkah yang seharusnya diambil oleh pemerintah dan semua elemen masyarakat adalah untuk lahan gambut: jangan membuka lahan gambut, jika sudah terlanjur terbuka hindari drainase yang berlebihan (tutup saluran-saluran drainase yang terdapat di lahan gambut). Jangan menggunakan api di lahan gambut, karena jika terbakar sulit diatasi dan cepat merambat ke lokasi lain (juga mengemisikan karbon dioksida dalam jumlah besar.  Moratorium gambut yang dicanangkan pemerintah baru-baru ini, harus didukung semua pihak (swasta, LSM, instansi pemerintah di kota/kabupaten) dan jangka waktu moratorium sebaiknya bukan dua tahun tapi hingga ada kajian lebih lanjut tentang pemulihannya.
Sedangkan untuk menanggulangi degradasi lahan di kawasan mangrove, langkah yang perlu ditempuh adalah segera menetapkan kebijakan (dan tegakkan aturannya) tentang lebarnya sabuk hijau (green belt), segera rehabilitasi wilayah pesisir yang mangrovenya sudah rusak (misal melalui penanaman), batasi pembangunan di wilayah pesisir (terutama yang membongkar hutan mangrove) karena jika terjadi kenaikan air laut akibat perubahan iklim, mangrove yang sehat dapat berperan sebagai benteng daratan dan mendukung berbagai kepentingan/infrastruktur lain di darat.
Lalu adakan kampanye besar-besaran tentang fungsi hutan mangrove dan gambut dalam rangka mitigasi dan adaptasi terhadap adanya perubahan iklim global.
untuk memperbaiki kerusakan hutan dan lahan yang terdegradasi, perlu terus dilakukan upaya penerapan teknik konservasi hutan, tanah, dan air dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Selain itu lahan harus digunakan sesuai peruntukkannya, dan tidak boleh melebihi daya dukungnya.
Saat ini pemerintah sedang mengajak masyarakat untuk gemar menanam pohon, melalui gerakan Menanam Satu Pohon Satu Orang.
Kegiatan ini selain untuk lebih meningkatkan kepedulian berbagai pihak akan pentingnya penanaman dan pemeliharaan pohon, juga merupakan bagian dari upaya mencegah atau mengurangi pemanasan global, dan perubahan iklim dengan memperbanyak penyerap karbon.

Penyebab Degradasi
 
Pada umumnya, degradasi lahan di Maluku disebabkan oleh salah kelola, konversi lahan, dan perubahan iklim. Salah kelola misalkan lahan gambut yang didrainase airnya, menyebabkan gambut kering dan mudah terbakar (tanpa terbakarpun jika gambut didrainase airnya akan rusak, amblas/subside dan teroksidasi melepaskan gas CO2).
Degradasi lahan juga disebabkan oleh konversi lahan. Misal mangrove ditebang, dijadikan tambak atau keperluan lain. Hal ini akan menyebabkan inrusi air laut ke darat, abrasi/erosi, hilangnya habitat berbagai satwa perairan (termasuk ikan dan udang) juga satwa lain (seperti burung).   Mangrove yang rusak di Maluku diduga sekitar 500 ha, yang relatif masih baik diduga 1 juta ha.
Penyebab degradasi lahan lainnya adalah perubahan Iklim. Perubahan iklim akan berpengaruh terhadap kerusakan lahan (terutama di lahan gambut). Suhu udara yang semakin meningkat, akan semakin mempeluas gambut yang terbakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar