Sabtu, 27 September 2014

Deforestasi Tingkatkan Bencana Maluku

Menurut Greenpeace, sebagai tempat tinggal dari 10 persen hutan hujan tropis dunia, Indonesia mengalami percepatan pengurangan hutan lebih cepat dari negara lain, hilangnya mencapai  51 sqkm tiap hari. Indonesia sekarang sebagai emitor gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, sebagian besar akibat dari deforestasi dan degradasi. di Maluku penggundulan hutan juga sudah menyumbang pada peningkatan bencana alam skala kecil.
"Banjir telah menjadi kebiasaan di sekitar Kota Ambon dan Pulau Seram dalam 3 tahun terakhir ini, Air semakin tinggi juga, banyak rumah telah rusak. Mengurangi deforestasi sangat penting untuk mencegah bencana skala kecil, seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan.
"Hutan memainkan peran penting dalam mengurangi bencana ini karena mereka dapat meningkatkan resapan air," itu berarti ketika ada hujan deras, tanah hutan dapat menyerap air bawah tanah dan menyalurkan ke sungai. Hal ini juga sangat penting untuk mencegah kekeringan selama musim kemarau. "
Intensitas banjir, tanah longsor dan kekeringan di Maluku telah meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Karena perubahan iklim, kemungkinan besar curah hujan lebih berat, dan hanya akan menimbulkan banjir dan tanah longsor jika hutan terus dibersihkan".

Banjir dan tanah longsor menyebabkan lebih dari 15 kematian dan evakuasi 150 orang antara tahun 2012 dan 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar