Jumat, 03 Oktober 2014

PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH STUDI KASUS DESA BATU MERAH, KELURAHAN AMANTELU


            Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standart tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan yang semakin meningkat.
            Di daerah Batu Merah, pola penyebaran penduduknya tidak merata dan volume penduduk pendatangnya cukup besar. Hal ini mengakibatkan makin berkembangnya pemukiman-pemukiman yang kurang terencana dengan baik dan kurang terencana sehingga dapat mengkibatkan sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti pembuangan limbah kamar mandi dan dapur tidak terkoordinasi dengan baik. Limbah tersebut dapat berakibat pada pencemaran air tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular.
            Oleh karena itu dalam pembuangan limbah domestik di daerah pemukiman tersebut sebaiknya dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Sehingga kualitas dan kuantitas air tanah pada daerah pemukiman tersebut harus terjamin, agar dapat digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari sesuai dengan standart kesehatan dan baku mutu kualitas air.
            Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap didalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah menjadi dua zona besar yaitu : (1) Zona air berudara adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler, (2) Zona Air Jenuh adalah suatu lapisan tanah yang relatif tak tehubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer tanah.
            Air tanah secara umum memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, khususnya dari segi bakteriologis, namun dari segi kimiawi air tanah mempunyai beberapa karakteristik tertentu tergantung pada lapisan kesadahan, kalsium, magnesium, sodium, bikarbonat, pH, dan lainnya. Selain memiliki sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, keuntungan dan kerugian pemanfaatan air tanah yaitu :
(1)     Dilihat dari segi keuntungan; pada umumnya bebas dari bakteri pathogen, dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut, paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkan dan membagikannya, dan lapisan tanah yang menampung air biasanya merupakan tempat pengumpulan air alami.
(2)     Dilihat dari segi kerugian; air tanah sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca dan sebagainya, dan biasanya membutuhkan pemompaan.
            Pencemaran adalah suatu penyimpanan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Pencemaran air dapat menentukan indicator yang terjadi pada air lingkungan. Pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut :
(1)     Bahan buangan organik, bahan buangan organic pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba pathogen pun ikut juga berkembang baik dimana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
(2)     Bahan buangan anorganik, bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi leh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat sadah karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu ion-ion tersebut dapat bersifat racun seperti timbale (Pb), arsen (As) dan air raksa (Hg) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
(3)     Bahan buangan zat kimia, bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemaran air yng berupa sabun, bahan pembrantasan hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga manusia.
            Limbah adalah zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun non industri. Buangan industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan dari proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair maupun gas yang dapat menimbulkan pencemaran. Buangan non-industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan bukan dari industri, melainkan berasal dari rumah tangga, kantor, restoran, tempat hiburan, pasar, pertokoan, rumah sakit dan lain-lain yang dapat menimbulkan pencemaran.
            Limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan baik industri maupun non industri dapat menimbulkan gas yang berbau busuk misalnya H2S dan amonia akibat dari proses penguraian material-material organik yang terkandung di dalamnya. Selain itu limbah dapat juga mengandung organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan nutrien terutama unsur P dan N yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Karena itu, pengolahan limbah sangat di butuhkan agar tidak mencemari lingkungan.
            Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan, adanya beberapa tingkat pencemaran air sumur di daerah Batu Merah. Tingkat pencemaran itu adalah
1.       Tingkat Pencemaran Air Sumur 1
Dari hasil penelitian air sumur pada sampel 1 ini diketahui bahw air tersebut telah mengandung unsure-unsur yang mengakibatkan terjadinya pencemaran, yaitu sumur berbau, kekeruhannya mencapai 112,5 mg SiO2/l, bakteri E. Colinya mencapai 28/100 ml, dan bakteri Coliformsnya mencapai 1100/100 ml, yang melebihi standar baku mutu kualitas, sehingga air sumur ini dapat dikatakan tercemar dan tidak layak di jadikan air minum. Air sumur ini tercemar di akibatkan adanya pemukiman-pemukiman yang berada di dekat sekitar air sumur, yang mana penduduk setempat banyak yang tidak memakai tangki septi sehingga kotoran yang dihasilkan di buang begitu saja ke saluran air/drainase dan letak kamar mandi dengan sumur sangat dekat, sehingga air terkontaminasi langsung oleh kotoran manusia dan air limbah yang di hasilkan.
2.       Tingkat Pencemaran Air Sumur 2
Dari hasil penelitian air sumur 2 menunjukkan bahwa air sumur tersebut tidak tercemar. Hal ini dapat dilihat dari airnya yang tidak berbau, tidak berasa, kekeruhannya tidak terdeteksi, pHnya 7,43, BOD5-nya hanya 1,80 ppm, COD-nya 3,60 ppm, PO4-nya 1,017 ppm, amoniak bebasnya 0,067 ppm, bakteri E. Coli dan Coliform nihil, sehingga air sumur ini layak di gunakan. Air sumur ini tidak tercemar, karena air tidak terkontaminasi langsung dengan kotoran manusia dan air limbah yang dihasilkan oleh penduduk di sekitar daerah tersebut, dan air sumur tersebut berada di daerah akifer tertekan sehingga air yang berada di atasnya sulit untuk merembes ke bawah. Di mana air akifer tertekan adalah air tertutup antara 2 strata yang relative kedap air. Air-nya ada di bawah tekanan dan bagian atasnya di batasi oleh permukaan piezometrik. Jika suatu sumur di masukkan dalam akifer ini, aras arus akan menaik sampai aras piezometrik dan akan membentuk suatu sumur yang mengalir. Permukaan piezometrik merupakan suatu permukaan imajiner serupa dengan arus tekanan hidrostatik air pada akifer. Prinsip metode piezometrik adalah bahwa lubang dib or dan pipa di masukkan ke dalam lubang dengan meninggalkan suatu rongga yang tak terlindung pada dasarnya.
3.       Tingkat Pencemaran Air Sumur 3
     Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa air sumur sample 3 ini airnya tidak berbau, tidak berasa, kekeruhannya hanya mencapai 12.5 mg SiO2/l, pHnya 7,35, BOD5-nya 1,44 ppm, COD-nya 2,40 ppm, PO4-nya 0,180 ppm, amoniak bebasnya hanya 0,056 ppm, bakteri E. Colinya nihil sedangkan bakteri Coliformnya mencapai 240/100 ml. Air sumur ini tidak tercemar, sehingga air sumur ini layak untuk dijadikan air minum.
4.       Tingkat Pencemaran Air sumur 4
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa air sample 4 mengandung bakteri E. Coli sampai 3/100 ml, bakteri Coliform sampai 1100/100 ml dan kekeruhannya mencapai 175 mg SiO2/l. Dengan demikian diketahui bahwa air sumur tersebut tercemar dan tidak layak untuk di jadikan air minum. Sampel air sumur 4 ini di ambil dari rumah penduduk yang dekat dengan MCK umum dan letak sumur berada di tengah-tengah pemukiman penduduk.
5.       Tingkat Pencemaran Air Sumur 5
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa air sumur sampel 5 ini mengandung bakteri E. Coli sampai 3/100 ml, bakteri Coliform sampai 150/100 ml dan kekeruhannya mencapai 137,5 mg SiO2/l dari dari hasil yang di atas di ketahui bahwa air sumur tersebut tercemar dan tidak layak untuk di jadikan air minum.
      Dari hasil pengukuran sampel di atas, dapat di ketahui dampak pencemaran air tanah yang di akibatkan dari pembuangan limbah domestic di lingkungan kumuh di daerah Batu Merah. Akibat dari pencemaran yang terjadi, di akibatkan adanya penduduk yang kurang mengerti tentang kebersihan lingkungan, dampak dari pengeboran sumur yang sembarangan dan adanya pembuangan limbah rumah tangga yang tidak di perhatikan  oleh penduduk setempat.
      Pengelolaan saluran pembuangan tinja dan limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia sebagai makhluk individu maupun social. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia karena dapat mengakibatkan bau yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian seragga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lainnya. Apabila pembuangan tinja dan limbah cair tidak di tangani sebagaimana semestinya maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan.
      Untuk menghindari berbagai macam dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungan, maka penanganan tinja dan limbah cair sebaiknya dilakukan dengan teknik pengukuran arah aliran air tanah. Dalam pengukuran aliran arus air tanah menggunakan beberapa metode. Metode-metode yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:
1.  Metode kartografi; metode ini melibatkan konstruksi kontur-kontur air tanah (atau permukaan piezometrik) dari pengamatan permukaan-permukaan air pada jaringan sumur-sumur alami atau lubang-lubang pengeboran.
2.     Pelacak; ada 3 cara mempergunakan pelacak yaitu :
a.    Memasukkan pelacak buatan (pewarna garam, hydrogen, kobalt) ke dalam lubang bor dan tempat konsentrasi puncaknya pada air tanah pada jaringan sumur-sumur pengamatan di hilir.
b.  Pemasangan bahan-bahan pelacak yang terjadi secara alami. Misalnya, konsentrasi tritium yang terdapat pada air hujan, dibandingkan dengan yang terdapat pada air tanah.
c.    Pemasukkan dan pengamatan pada lubang bor tunggal. Isotof Radioaktif di masukkan ke dalam sumur dan di bawa oleh air tanah dari sumur ke dalam tanah. Penghitungan Geiger di masukkan ke dalam sumur yang sama dan di putar 360 derajat untuk menentukan arah yang memberikan skala pembacaan yang maksimum. Arah ini merupakan arah aliran air tanah yang utama.
3.   Pengukuran aliran; pada keadaan tertentu dengan melibatkan kecepatan air tanah yang relatif tinggi (seperti pada batu kapur bercelah) pengukuran langsung arah aliran air tanah di mungkinkan dengan menggunakan pengukuran arus atau pengukuran arus termal. Pengukuran arus di putar secara perlahan hingga pembacaan maksimum diperoleh pada arah yang sama dengan sumbu utama aliran air tanah. Pengukur arus termal mengukur jumlah air yang di panaskan antara 2 tempat pengamatan.
4.       Model-model air tanah
Dengan adanya metode-metode yang telah di jelaskan, di harapkan dapat di pergunakan dan di manfaatkan bagi penduduk daerah Batu Merah atau daerah lainnya, yang mayoritas penduduknya di bawah rata-rata serta pemukiman dengan lingkungan yang kumuh. Dari hasil metode-metode tersebut dapat menghasilkan air tanah yang aman. Hasil total air tanah pada DAS merupakan jumlah air yang dapat di pompa dari akifer dalam DAS, dalam suatu periode tertentu, tanpa memberikan hasil yang tidak di inginkan. Untuk mempertahankan sumber air tanah secara tak terbatas, pemompaan harus di batasi pada produksi air yang aman. Hasil yang aman sama dengan sebagian dari pengisian kembali akifer. Sisanya hilang dengan cara-cara lain. Terdapat 4 faktor yang perlu di pertimbangkan untuk menganalisis hasil yang aman. Jika salah satu dari faktor-faktor ini memberikan hasil-hasil yang tidak di inginkan, maka terdapat kelebihan hasil yang aman. Faktor-faktor ini adalah
1.  Hasil yang aman harus selalu kurang daripada pasokan air pada kawasan dalam periode yang ditentukan.
2.    Biaya memompa air tanah harus sesuai dengan cara-caranya
3.    Kualitas air harus dapat diterima (terlalu banyak memompa dapat menyebabkan instrusi air laut).
4.    Tidak boleh ada masalah-masalah hukum yang timbul karena pemompaan (hak-hak air).
5.    Perlindungan lingkungan
Dengan demikian, di harapkan solusi yang telah di jelaskan di atas dapat di pergunakan dan bermanfaat bagi daerah-daerah yang sama keadaannya dengan daerah Batu Merah. Selain itu juga, di harapkan pemprov di berbagai daerah yang memiliki keadaan yang sama dengan daerah Batu Merah dapat memperhatikan kesehatan dan kehidupan penduduknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar